Penelitian Kebijakan?

Benar-benar catatan tentang  Penelitian Kebijakan AIDS di Indonesia

Mubasysyir Hasanbasri


Apa penelitian kebijakan?

- semua penelitian yang ditulis dalam jurnal dengan kata kunci kebijakan (policy)
- semua artikel yang mengandung kata ”kebijakan
- semua artikel yang menaruh kata kunci policy, government, manajemen, politik, sosial dan public health.
- semua artikel pada dasarnya memotret sebuah kejadian pada salah satu tingkat observasi, yang semuanya memiliki implikasi pada kebijakan pada masing-masing level dan yang paling penting terkait dengan kebijakan di tingkat paling tinggi – negara dan bahkan global.

Point tentang kebijakan

- sebuah saran untuk diambil pembuat kebijakan
- sebuah kebijakan dan saran alternatif kebijakan memiliki argumen.
- tantangan kita adalah membuat argumen yang spesifik dan kuat sehingga policy makers jatuh cinta kepada kebijakan itu.




Mencari argumen kebijakan

- Bagaimana memahami perspektif yang dipakai peneliti dalam mempertahankan argumen penelitian mereka terkait penelitian kebijakan di Indonesia.
- Baca salah satu, beberapa, atau semua artikel tentang AIDS di Indonesia, temukan saran kebijakan dan argumen yang bisa saudara ambil dari penelitian itu.
- Saran kebijakan kadang-kadang tidak eksplisit, jadi saudara harus menemukannya. Saudara dapat membuat saran dan argumen itu menjadi eksplisit.


Jika kita membuat paper

- kita mencari perspektif yang dipakai oleh peneliti sebelum kita tentang masalah di Indonesia.
- memahami benar seperti apa perspektif itu bisa membawa argumen penelitian.
- menilai apakah ada yang ganjil dari upaya peneliti sebelumnya dalam mengungkapkan jawaban terhadap apa yang mereka anggap sebagai keganjilan.
- penelitian-penelitian terdahulu ini menjadi basis untuk kita menapak mengejar jawaban yang belum ditemukan dan dianggap penting untuk ditemukan.
- paper kita sebenarnya cukup berupaya menunjukkan bukti untuk yang selama ini dianggap benar atau salah. Penelitian seperti ini dibuat untuk mengisi gap bukti dalam sebuah penalaran kebijakan atau argumen.
- paper bisa menunjukkan sebuah penjelasan lain yang peneliti anggap lebih penting daripada penjelasan sebelumnya.


Belajar dengan pola perbandingan kebijakan

- silakan cari kata kunci terkait aids, policy, thailand
- saudara bisa ganti negara yang saudara anggap menarik untuk dipelajari dalam hal bagaimana mereka merespon persoalan public health dan kesehatan dari AIDS di negara itu.
- fokuskan pelajaran seolah saudara sedang mengkaji negara itu secara serius.
- saudara sebaiknya mempunyai pertimbangan yang membuat studi kebijakan aids di negara itu penting bagi pemahaman anda dalam kebijakan AIDS di Indonesia



Menulis ulang penlitian kita terdahulu dengan perspektif yang lain

- istilah ini adalah reframing.
- istilah terkait dengan perspektif adalah framework, theoretical background, theory
- mengapa menulis dari bahan yang sudah kita punya? Karena kita sudah memiliki pengetahuan relatif lebih baik tentang hal itu.
- ingat bahwa seorang professional adalah orang yang bekerja dalam satu bidang yang spesifik dalam waktu yang lama. Seorang profesional memiliki ciri pengalaman, menulis karena pendalaman terhadap argumen yang mereka ingin pertahankan


Peneliti berbasis projek

- banyak terjadi – peneliti bekerja karena dorongan yang lebih dalam mencari penghidupan
- hal yang wajar.
- kasihan pada pembaca yang ingin mengambil pelajaran penting – mereka tidak memperolah mana yang patut dipercaya dan mana yang tidak.
- peneliti yang kurang profesional sebaiknya ditinggalkan.
- orang yang bekerja dengan perguruan tinggi harus bisa membedakan kepentingan projek dan independensi mereka.
- peneliti memiliki independensi karena ia ingin memperjuangkan argumen yang mereka anggap sesuatu yang sejatinya terjadi.

Peneliti berintegritas

- menyadari secara dalam mengapa ia melakukan penelitian.
- peneliti berintegritas memahami bahwa ia adalah orang yang tepat berada di tempat yang tepat.
- alangkah senangnya jika peneliti berintegritas dibantu oleh dana-dana dari program penelitian. Ini yang ingin kita maksimalkan.

Alasan mengungkapkan sesuatu yang unik


  • peneliti sebenarnya membantu pembuat kebijakan
  • .
  • mereka menemukan sesuatu yang penting bagi pengambil kebijakan
  • hasil penelitian tidak harus bisa mendukung kebijakan karena pengambil kebijakan memiliki argumen dan alasan politik dan praktis tersendiri
  • jadi peneliti memberikan sesuatu yang bisa menjadi pertimbangan pembuat kebijakan.
  • setiap hasil penelitian adalah sumber dan inspirasi bagi pembuat kebijakan
  • karena itu, peneliti tidak ragu mengatakan apa yang ia anggap penting dan apa yang memang didukung evidence.
  • seorang peneliti harus menganggap diri mereka sedang memperkaya bahan-bahan yang akan menjadi pertimbangan dari pembuat kebijakan.
  • ingat, pembuat kebijakan yang cerdas berpikir seperti ini: ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah. Mereka membutuhkan berbagai cara-cara itu, argumen-argumen itu. Mereka membaca penelitian-penelitian dengan argumen yang jelas. Sebaliknya, pembuat kebijakan yang tumpul, mereka memiliki satu cara untuk memecahkan semua macam masalah. Mereka tidak mau belajar dan apa lagi membaca hasil penelitian. Kebetulan penelitian-penelitian kita kerap tidak connect dengan pola pikir


  • Tabel 1:



Penelti
Pembuat kebijakan
Tanggung
Profesional
Tumpul
Sayangnya masih banyak di sini
Makin banyak pembuat kebijakan yang mudah cerdas
Cerdas
Membuat peneliti pindah ke audiensi pembuat kebijakan yang cerdas sangat penting
Menjadi peneliti yang profesional dapat mencerdaskan pembuat kebijakan. Ini adalah tantangan kita.

Penelitian AIDS di Indonesia

- Coba lihat contoh penelitian aids di jurnal kebijakan tentang Indonesia
- Penelitian apa yang bisa kita tambahkan pada daftar peneitian AIDS di Indonesia?
- Tambahkah artikel yang lain yang menjadi basis kita mendalami ... 


Afriandi, I., Siregar, A. Y. M., Meheus, F., Hidayat, T., van der Ven, A., van Crevel, R., & Baltussen, R. (2010). Costs of hospital-based methadone maintenance treatment in HIV/AIDS control among injecting drug users in Indonesia. Health Policy (Amsterdam, Netherlands), 95(1), 69–73. doi:10.1016/j.healthpol.2009.11.003
Desai, M., Rudge, J. W., Adisasmito, W., Mounier-Jack, S., & Coker, R. (2010). Critical interactions between Global Fund-supported programmes and health systems: a case study in Indonesia. Health Policy and Planning, 25 Suppl 1, i43–47. doi:10.1093/heapol/czq057
Riyarto, S., Hidayat, B., Johns, B., Probandari, A., Mahendradhata, Y., Utarini, A., … Flessenkaemper, S. (2010). The financial burden of HIV care, including antiretroviral therapy, on patients in three sites in Indonesia. Health Policy and Planning, 25(4), 272–82. doi:10.1093/heapol/czq004





No comments:

Post a Comment